Tampil di BeTe KiTa, Dijamin Tidak bete Lagi!

Mau tampil di BeTe KiTa? Gampang.....! Tinggal kirim data informasi dan foto (bila ada) ke e-mail: betekita@yahoo.com. Tampil di BeTe KiTa dijamin bakalan tidak bete lagi. Coba aja.... deh.

Sudah ada tiga orang yang mendaftar menjadi calon Ketua Umum PP Pelti 2012 - 2017. Menurut Anda siapa yang pantas memimpin Pelti.

Kepengurusan PP Pelti 2007-2012 segera berakhir. Bagaimana menurut Anda tenis Indonesia selama 10 tahun ini?

Senin, 12 Maret 2012

Jessy Rompies: Juara Yang Terkubur Iklim Tak Menentu

Sukses memborong gelar tunggal dan ganda putri pada Sirkuit Tenis Nasional I/2012 mungkinkah bisa meengubah pilihan Jessy Rompies? Bisa ya bisa juga tidak. Namun kalau mendengar keputusan yang telah diambil nampaknya Jessy memiliki ketetapan hati. Ternyata dia telah mengambil langkah untuk meneruskan kuliahnya di Amerika Serikat.


    Keputusan memang harus diambil. Manusia harus berani menentukan pilihan dengan resiko apa pun. Bukan tetap mengambang sehingga terombang-ambing dalam ketidakpastian.
    Menurut pelatih tim putri nasional, Surya Wijaya, Jessy saat ini sedang menurun. Hal ini disebabkan intensitas latihan Jessy berkurang karena dia sudah memutuskan untuk kuliah di Amerika Serikat.
    “Jadwal latihan Jessy sekarang tidak seketat dulu, setelah dia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Amerika. Sekarang dia ikut kursus memperbaiki bahasa Inggrisnya sebagai persiapan berangkat ke Amerika,” papar Surya.
    Langkah Jessy bagaimana pun merupakan suatu kehilangan bagi pertenisan nasional. Pasalnya, dia kini menjadi petenis nomor dua nasional setelah Ayu Fani Damayanti. Seharusnya dengan peringkat dunia 447 dia memiliki kesempatan untuk lebih berkembang lagi menjadi andalan Indonesia.
    Namun kondisi telah mengantar Jessy ke pilihan untuk tidak lagi serius meniti kariernya di tenis. Dia sudah siap berlabuh di Amerika Serikat. Mengikuti jejak para mantan petenis nasional yang tergulung oleh iklim tidak menentu di tenis nasional seperti Romana Tedjakusuma, Lutfiana AB, Frederika Girsang dan Maya Rosa maupun Septi Mende. Mereka tergulung ombak cuaca berubah-ubah di pertenisan nasional sehingga akhirnya terbentur karang dan mengubah haluan memilih menekuni kuliah.
    Jadilah Jessy juara yang layu sebelum berkembang. Padahal secara prestasi dia memiliki potensi besar untuk lebih berkembang. Persoalan Jessy hanya dalam masalah mental sehingga masih sering labil di lapangan. Masalah yang tak mampu diselesaikan Jessy maupun para pembinanya sehingga keputusan pahit diambil.
    Sampai kapankah bintang-bintang muda yang bersinar harus layu sebelum berkembang?  Permasalahan yang perlu dicari solusinya. Bukan dengan membiarkan pemain bertalenta terkubur dengan sendirinya. Bertambahnya pemain berbakat layu sebelum berkembang merupakan satu bukti gagalnya pola pembinaan di pertenisan nasional. Sadarkah? (BT-1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar