Pengurus Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (Pelti) Sulawesi Selatan
beberapa waktu yang lalu, telah mengirim surat protes terhadap Pengurus
Besar (PB) Pelti.Namun PB sampai saat ini belum memberikan komentar apapun terkait
protes ke absahan Atlit tenis asal Papua dan Aceh pada pra Pon di
Palembang, Desember 2011 lalu.
Menurut Sekretaris KONI Sulsel, Nukhrawi Nawir saat dikonfirmasi,
saat ini Pelti Sulawesi selatan masih menunggu jawaban surat dari PB,
jika terbukti benar dugaan Atlit yang menperkuat Provinsi Aceh dan Papua
itu benar Ilegal.
"Maka sepantutnya PB sebagai pemegang otorisasi tertinggi olahraga
tennis lapangan di Indonesia harus mengambil langkah langkah yang bijak
dan keputusan yang tegas terhadap ke dua Provinsi tersebut," terang
Nukhrawi, Rabu, 14 Maret.
Selain itu kata dosen yang juga mengajar di Kampus Fakultas Ilmu
Keolahragaa (FIK) UNM ini, mengharapkan persoalan ini secepatnya menemui
titik terang sebelum masa pendaftaran PON XVIII Provinsi di Riau itu
ditutup.
"Saat ini kami belum bisa berkata banyak karena dari PB pusat sendiri
belum memberikan tanggapannya. Kita tetap menghormati aturan yang
berlaku, tapi aturan dan sanksi pasti ada jika salah satu kontingen dari
daerah lain itu merugikan kontingen yang lainnya," terangnya.
Namun Pengurus Pelti Sulsel, ingin agar daftar atlet yang lolos PON
XVIII utamanya dari Aceh dan Papua agar berkasnya ditinjau ulang, karena
petenis kedua provinsi itu diketahui mengambil atlet dari luar
daerahnya untuk memperkuat cabang olahraga tenis lapangan di Palembang
tahun Lalu.
Aturan itu pastinya melanggar peraturan PON, dimana sebelum
pertandingan digelar dalam teknical miting dilaksanakan dilarang memakai
atlet dari luar daerah.
Bahkan atlet mereka tak dilengkapi dengan surat izin dari provinsi
sebelumnya ke provinsi yang ditujunya pada saat Pra-PON berlangsung.
Seandainya PB Pelti menanggapi surat protes Sulsel benar, kata, Nawir,
maka atlet tenis lapangan Sulsel bisa lolos ke PON, pasalnya Pra-PON
cabang olahraga itu yang digelar di Palembang tahun lalu, kontingen
tenis Sulsel berada di posisi ke lima dari semua peserta pra PON.
Sementara itu, Wakil Ketua Pelti Sulsel, Andi Marzuki Wadeng
menambahkan, kalau aturan itu ditegakkan Atlet Sulsel bisa lolos bahkan
langsung naik ke posisi empat.
"Kami mengharap PB Pelti segera menentukan sikap secepatnya," ujarnya.
Menurutnya, yang berhak mengikuti PON adalah kontingen dari Sulsel
karena Atlet yang digunakan semuanya merupakan putra daerah, selain itu
peringkatnya bisa naik posisi kalau PB Pelti menegakkan aturan PON,
dimana peserta PON minimal menempati peringkat empat untuk lolos ke Pon
Provinsi Riau 9 Februari mendatang.
Jumat 9 maret lalu, pendaftaran atlet PON gelombang pertama telah
dibuka. Namun PB Pelti belum menanggapi protes tersebut, harapan Pelti
Sulsel untuk berkompetisi di PON kemungkinan besar tidak ikut meramaikan
PON yang ke XVIII di Provinsi Riau nanti.(S:cakrawalaberita/BT-1)
Tampil di BeTe KiTa, Dijamin Tidak bete Lagi!
Mau tampil di BeTe KiTa? Gampang.....! Tinggal kirim data informasi dan foto (bila ada) ke e-mail: betekita@yahoo.com. Tampil di BeTe KiTa dijamin bakalan tidak bete lagi. Coba aja.... deh.
Sudah ada tiga orang yang mendaftar menjadi calon Ketua Umum PP Pelti 2012 - 2017. Menurut Anda siapa yang pantas memimpin Pelti.
Kepengurusan PP Pelti 2007-2012 segera berakhir. Bagaimana menurut Anda tenis Indonesia selama 10 tahun ini?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar